Metro Lampung, (radarnews.id)-Keberadaan dua pabrik tahu berlokasi di RW 06,RT 27 kelurahan Mulyojati Metro Barat Kota Metro diprotes warga setempat.Hal ini disebabkan limbah kedua pabrik tahu dibuang langsung ke aliran sungai tanpa melewati IPAL ( Instalasi Pengolahan Air Limbah ).
Selain menimbulkan bau yang sangat menyengat ( bau bangkai) dari limbah pabrik tahu,warga juga mengeluh terjadinya polusi udara dari hasil pembakaran kayu serta bunyi berisik dari pabrik ketika sedang melakukan bongkar muat tabung gas elpiji pada malam hari.Mengingat pabrik tahu tersebut juga sebagai agen pengecer gas elpiji.
Menurut Elik ( 40 ) warga sekitar,sejak lama mengeluhkan banyak hal atas keberadaan kedua pabrik tahu tersebut yang tidak ramah lingkungan,namun hingga saat ini tidak ada tanggapan pihak pabrik .
” Sebetulnya sejak lama kami merasakan dampak buruk pabrik tahu ini.Namun keluhan kami tidak digubris oleh pihak pabrik tahu.Keluhan kami adalah polusi udara dari pembakaran kayu masuk kedalam rumah warga sekitar.
Kemudian limbah dibuang langsung ke sungai melewati siring dan berbau bangkai.Lalu,bunyi berisik ketika bongkar muat tabung gas elpiji pada malam hari saat warga istirahat “, keluhnya.
Ditambahkan Elik,bahwa kemarin telah turun Dinas Lingkungan Hidup Kota Metro ke lokasi pabrik tahu dan berharap ada solusi terbaik bagi warga sekitar.
” Tadi datang Dinas Lingkungan Hidup Kota Metro ,meninjau kedua pabrik tahu ini.Harapan kami ada solusi dari banyaknya keluhan warga sekitar terutama bau limbah,kebisingan suara maupun polusi udara dari pembakaran kayu “, harapnya,Rabu ( 17/11).
Kemudian tim media menemui pemilik pabrik tahu.Saat dilokasi ,tim media ditemui Anita selaku administrasi dan mengatakan tidak ada kewenangan menjelaskan terkait keluhan warga sekitar.
” Begini saja pak,kalau mau tanya – tanya langsung saja dengan pak Suroto.Beliau bisa dikatakan penanggung jawab,tapi posisi dia lagi tidak disini.Kami disini tidak ada bagian – bagian tetapi semuanya adalah pekerja “, kata Anita.
Sementara itu,Ansori selaku Kabid dari Dinas LH Kota Metro yang menangani menjelaskan,bahwa telah meninjau lokasi pabrik tahu dan menghimbau membuat penampungan limbah serta mengikuti prosedur didalam pengelolaan limbah.
” Kami sudah turun ke lokasi,ada dua pabrik tahu berdiri sejak tahun 2017 dan pemilik pabrik tahu yaitu pak Agus dan pak Gesing.Temuan kami sementara, pabrik tahu tersebut tidak ada penampungan/pengolahan limbah ( IPAL ).Saat ini limbah pabrik tahu langsung dibuang ke sungai.Himbauan kami dalam satu minggu ini,agar kedua pabrik tahu segera membuat pengolahan limbah/ IPAL.Nanti kami akan turun kembali,untuk melihat apakah dibuat atau tidak.Apabila himbauan kami tidak diindahkan,maka kami akan berkoordinasi dengan Sat Pol PP untuk memberikan sanksi tegas.Baik berupa penutupan sementara,sebelum dibuatkan tempat pengolahan limbah oleh kedua pabrik tahu tersebut “, tutup Ansori.
(red).
