MANGGARAI BARAT, (Radar News)-21 Januari 2020, Setelah sehari sebelumnya Presiden Jokowi sampai dan langsung mengecek potensi wisata di Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT. Senin (20/01), presiden memimpin langsung rapat terbatas di vila Resort Plataran, Labuan Bajo. Dalam pertemuan itu Jokowi mengatakan, pariwisata di Labuan Bajo perlu ditingkatkan fasilitasnya. Terutama ketersediaan air bersih masih sulit diperoleh bagi pengelola penginapan dan penduduk sekitar.
Perlunya mengembangkan pariwisata kedepannya lebih baik. “Perlu sekali melakukan integrasi baik berkaitan dengan kerapian, kebersihan, kenyamanan dan keamanan bagi para wisatawan yang datang”, ungkap Presiden.
Presiden pun menilai bahwa masih perlu tambahan sejumlah hotel baru berbintang di Labuan Bajo. “Kita tahu juga di sini ada beberapa hotel berbintang dengan beberapa fasilitas yang ada tapi kita melihat masih sangat diperlukan tambahan hotel untuk Labuan Bajo,” tambah Presiden.
Selanjutnya Presiden menyebutkan ada 5 zona yang harus ditata. Pertama di Bukit Pramuka, kedua di Bukit Air, ketiga di pelabuhan peti kemas kemudian di dermaga penumpang, keempat di kawasan Marina dan kelima di zona Kampung Ujung.
Presiden juga menegaskan agar kelima zona tersebut dapat menjadi ruang publik yang tidak terputus. “Sehingga menghadirkan sebuah ‘landscaping’ yang indah dan menjadi generator penggerak pembangunan kawasan pusat aktivitas masyarakat di Labuan Bajo,” ucap Presiden.
Presiden pun memerintahkan penambahan infrastruktur di Bandara Komodo, Labuan Bajo. “Berkaitan dengan infrastruktur kita berharap awal tahun ini ‘run way’ dan terminal akan segera dimulai, betul Pak Menhub? Karena semua sudah siap dan kita harapkan nantinya bandara ini akan mendapat lalu lintas, traffic yang makin banyak karena pengelolanya memiliki kemampuan, memiliki jaringan yang baik dalam mendatangkan wisatawan ke Labuan Bajo,” jelas Presiden.
Arahan lainnya adalah terkait dengan penyiapan Sumber Daya Masyarakat (SDM) lokal dan kesenian lokal agar semakin hidup; penyelesaikan sengketa tanah, registrasi kapal besar, pembersihan sampah di laut dan daratan, pembuatan acara internasional untuk mendorong promosi serta kepastian keamanan bagi wisatawan.
Berdasarkan data yang DIBI BNPB, selama 10 tahun terakhir, Labuan Bajo (Manggarai Barat) bencana yang mendominasi adalah:
1.) Cuaca ekstrim (puting beliung) yakni sebesar 54.5%.
2.) Bencana hidrometeorologi lainnya seperti banjir longsor dan puting beliung pernah terjadi pada tahun 2004, 2006, 2009, 2012, 2014, 2017, 2018
Berdasarkan Kajian Risiko Bencana 10 tahun terakhir di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Gempa bumi merupakan bencana yang paling banyak jumlah penduduk berpotensi terpapar sebanyak 256 ribu jiwa di Manggarai barat.
Secara alami kondisi topografi memberikan tanah yang tinggi di dekat objek wisata sehingga menguntukan untuk evakuasi vertikal. Akan tetapi perlu dibuat petunjuk arah dan papan informasi lokasi Tempat Evakuasi Sementara dengan 6 (enam) bahasa resmi PBB (Arab, Tionghoa, Spanyol, Inggris, Prancis, Rusia) serta desain jalur evakuasi yang tepat.
Rapat berlangsung di tepi pantai, Laut Flores. Dihadiri oleh Menteri Pariwisata Wishnutama, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, Gubernur NTT Viktor Laiskodat, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Doni Monardo, Kepala Basarnas Marsdya Bagus Puruhito dan para pejabat terkait lainnya.(efrizal)