DHARMASRAYA, (Radarnews.id) -Maraknya isu penculikan anak-anak belakangan ini membuat masyarakat khususnya para ibu gelisah. Apalagi, dalam isu tersebut disebutkan bahwa anak-anak diculik untuk diambil ginjalnya dan organ dalam lainnya. Resahnya warga dengan adanya isu ini kembali mencuat setelah diamankannya tiga orang pria yang berkerja sebagai pemulung barang bekas di Nagari Koto Tinggi Kecamatan Koto Besar Kabupaten Dharmasraya pada Jum’at (31/1) sekira pukul 10.00 wib.
Informasi yang dihimpun radarnews.id dilapangan, diketahui bahwa ketiga pria dewasa yang tak membawa identitas tersebut diamankan pihak Polsek Sungai Rumbai, perangkat Nagari Koto Tinggi dan warganya setelah warga merasa takut dan resah dengan gelagat ketiganya saat mengais-ngais sampah yang ada di perkarangan rumah warga.
Kapolres Dharmasraya, AKBP Imran Amir mengatakan, saat ini perkembangan teknologi semakin pesat. Sehingga sering dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab menyebarkan isu-isu yang membuat masyarakat resah. Apalagi pada umumnya masyarakat saat ini sudah menggunakan teknologi tersebut dalam hal media sosial. Sehingga sangat rentan berkembangnya isu-isu yang sifatnya hoaks (berita bohong).
”Saya pastikan informasi adanya penculikan terhadap anak adalah informasi yang tidak benar atau hoaks. Karena belum ada bukti adanya penculikan terhadap anak-anak. Seharusnya masyarakat jangan percaya begitu saja, lihatlah dulu referensi yang akurat untuk memastikan benar apa tidaknya informasi itu. Jika itu hoaks lebih baik abaikan saja,” kata Mantan Kapolres Sijunjung itu kepada radarnews.id saat ditemui di Mapolres Dharmasraya pada Minggu (1/2).
Kapolres menjelaskan bahwa kejadian yang terjadi di Nagari Koto Tinggi adalah kesalahpahaman saja, namun jadi viral setelah ada yang membagikan di medsos menyatakan ini kasus penculikan anak dengan modus sebagai pencari barang bekas.
Kejadian berawal saat tiga orang pria datang ke Nagari Koto Tinggi menggunakan mobil Carry. Dalam pengakuannya, mereka sedang mencari sampah (barang bekas) disekitar rumah warga mulai dari perkarangan hingga belakang rumah tanpa seizin dari pemilik rumah.
Merasa tidak nyaman karena mereka orang asing dan tidak kenal, maka warga berinisiatif menanyai identitas mereka. Ternyata tidak satu orang pun diantara mereka yang membawa identitas (KTP), maka ketiga orang tersebut dibawa ke kantor nagari Koto Tinggi untuk dimintai keterangan lebih lanjut.
Saat dikantor nagari, perangkat nagari, pemuda dan warga ikut menyaksikan dan meminta keterangan lebih lanjut, namun juga tidak mendapat bukti atau tidak ada bukti yang akurat tentang persoalan ini. Sesuai kesepakatan bersama, untuk menghindari tindakan anarkis dan hal-hal yang tak diinginkan, disepakati ketiga orang asing ini dibawa ke Polsek Sungai Rumbai untuk keterangan dan kejelasan identitas warga tersebut.
Setelah pihak nagari bersama Pihak Polsek Sungai Rumbai selanjutnya ditelusuri informasi yang diberikan oleh ketiga orang tersebut, setelah didatangi alamat yang mereka berikan ternyata benar mereka adalah warga Nagari Koto Baru dan memang berkerja mencari barang bekas.
“Ketiga orang ini telah mengakui kesalahannya yang lupa membawa identitas diri dan tidak minta izin kepada warga untuk mencari barang bekas. Ketiganya telah pulang ke rumahnya,” ujar Kapolres
Pihaknya juga mengapresiasi warga Nagari Koto Tinggi atas kebijaksanaan dalam menyikapi persoalan ini.
“Kita ucapkan terimakasih atas kepekaan sosial warga Koto Tinggi dalam menyikapi hal-hal yang mencurigakan dan telah membantu kinerja pihak kepolisian dengan melaporkan kejadian ini,” ujarnya
*Dharmasraya Tidak Ada Kasus Penculikan Anak*
AKBP Imran Amir menambahkan sejauh ini, pihaknya belum mendapati adanya kasus-kasus penculikan terhadap anak-anak di Dharmasraya. Namun, sambung Kapolres, Ia menghimbau dan berharap kepada warga agar hati-hati dalam memposting dan membagikan informasi dimedia sosial yang belum jelas informasi atau beritanya.
Diharapkan, sambung Kapolres, masyarakat tidak terpengaruh dengan informasi-informasi hoaks yang bisa menimbulkan kecemasan dan keresahan ditengah masyarakat. Gunakanlah ponsel atau teknologi yang ada pada saat ini secara cerdas.
”Masyarakat boleh waspada, namun tidak perlu khawatir dengan adanya informasi-informasi yang tidak benar itu. Yang terpenting, kita sebagai orang tua tetap mengawasi anak-anak kita. Kalau memang ada salah satu anggota keluarga kita yang hilang, silahkan saja lapor kepada pihak kepolisian. Kita pasti akan bantu melakukan penyelidikan untuk menemukannya kembali,” tegasnya.
Kapolres menegaskan agar warga, pemuda, pihak nagari, babhinkantibmas dan semua pihak untuk tetap mewaspadai orang asing yang masuk ke daerahnya dengan menanyai identitas dari orang yang datang tersebut.
“Kepada warga dan pihak terkait diminta untuk tetap waspada dan tidak anarkis dalam menyikapi hal-hal yang belum jelas informasinya, apabila dicurigai segera laporkan ke pihak kepolisian,” pungkas Kapolres.
Terpisah, salah seorang warga, Ratna (36) mengaku resah dengan maraknya isu penculikan anak yang tersebar di media sosial, baik di facebook dan group whatsapp (WAG) yang menuliskan kata-kata hati-hati ada penculikan anak.
“Hari ini dikenagarian koto tinggi.kec koto besar.kab dharmasraya.telah terjadi upara penculikan anak di depan sd 02 koto besar.pelakunya sekitar 7orang.mereka mengunakan mobil. Waspadalah seluruh orang tua.aktifkan ronda. Cegah orang asing masuk Seperti: SALES. PEDAGANG. PENCARI. RONGSOKAN. PENGEMIS.
PEMINTA SUMBANGAN. DLL. Itu kedok mereka dalam beraksi.
(Tersangka kini masih berada di kantor walinagari koto tinggi),” ujar Ratna sambil memperlihatkan pesan berantai yang dikirimkan ke group WAG kepada Radarnews.id pada Minggu (1/2).
”Kalau sisi positifnya, kita sebagai orang tua tentunya semakin meningkatkan pengawasan kita terhadap anak-anak. Kalau sisi negatifnya, saya menjadi cemas dan khawatir apalagi saya punya anak kecil yang masih balita. Saya sih berharap informasi itu tidak benar dan hanya isu saja,” ungkapnya.
Ratna menambahkan, kalau memang informasi adanya penculikan itu benar, ia berharap polisi segera melakukan tindakan cepat. Yaitu dengan menangkap pelakunya agar orang tua yang punya anak kecil merasa aman dan tidak lagi khawatir. Jika memang hoaks perlu postingan-postingan di media sosial itu segera diblokir agar tidak tersebar terus menerus.
”Saya dapat informasi itu dari facebook dan pesan berantai dari WhatsApps. Kadang-kadang, orang gila lewat di depan rumah saja, saya langsung deg-degan, kepikiran jangan-jangan orang itu penculik. Saya harap polisi mengambil tindakan, agar masyarakat tidak resah lagi,” pungkasnya. (Ard).