SIJUNJUNG (RadarNews) -Penanganan sampah dengan tepat adalah salah satu upaya untuk menjaga kelestarian lingkungan. Bahkan jika tidak ditangani dengan benar, sampah bisa menjadi penyebab dan berdampak kepada gangguan kesehatan manusia. Namun bukan berarti sampah merupakan benda yang tidak bisa dimanfaatkan. Ditangan orang-orang kreatif, sampah bisa diolah menjadi hal bermanfaat dan bernilai ekonomi.
Setidaknya, upaya itulah yang dilakukan oleh Ketua Cabang Bhayangkari Polres Sijunjung, Ny.Ratna Driharto saat mempraktekan bagaimana cara pengolahaan sampah rumah tangga (organik) menjadi pupuk kompos yang sangat bermanfaat untuk tanah dalam menyuburkan tanaman.
Meskipun kini menjabat sebagai Ketua Cabang Bhayangkari dan merupakan istri dari orang nomor satu di jajaran kepolisian resort Sijunjung, Ny.Ratna Driharto tak segan-segan memegang sampah untuk diolah menjadi benda yang bermanfaat, serta berbagi ilmu dengan sesama.
Upaya itupun telah dilakoni semenjak beberapa tahun terkahir, bahkan jauh sebelum menjabat sebagai Ketua PC Bhayangkari. “Semuanya beranjak dari hobi dengan tanaman, dan sempat juga menimba ilmu dibidang itu. Ini sudah sering saya lakukan, waktu suami (Kapolres Sijunjung) masih berdinas di Aceh saya sudah melakukan kegiatan ini. Selain ramah lingkungan karena menggunakan bahan alami, pengolahan pun mudah dan tidak menyita banyak waktu,” tutur Ratna Driharto, Sabtu (1/2).
Kini ia berdinas di Sijunjung dan ingin membagikan ilmu tersebut kepada masyarakat, agar sampah yang dinilai tidak berguna bisa bermanfaat untuk lingkungan dan bernilai secara ekonomi.
“Dulu saya pernah menjualnya, dan itu saya bikin sendiri sampai jadi pupuk kompos organik. Bahkan untuk satu kilo pupuk yang sudah jadi bisa mencapai Rp15 ribu. Dan itu sangat bagus untuk tanaman seperti bunga dan buah-buahan. Intinya sangat bermanfaat untuk kesuburan tanah,” terangnya.
Bahan yang digunakan mudah didapat. Bahan utamanya adalah mikro organisme lokal (MOL), terbuat dari air bekas cucian beras, tapai ubi atau ketan dan gula merah atau gula pasir.
“Kita harus siapkan MOL dulu beberapa hari sebelumnya, paling tidak satu minggu sebelumnya. Bahan-bahan pembuatan MOL tadi dihaluskan semua dan diaduk dengan air cucian beras, kemudian dimasukan kedalam botol minuman Aqua bekas yang besar. Tapi jangan lupa buka tutup botol setiap dua hari sekali untuk membuang gasnya. Untuk tiga bungkus tapai dan tiga potong gula merah bisa menjadikan dua botol MOL, dan itu cukup untuk mengolah satu drum fiber sampah,” kata istri Kapolres Sijunjung, AKBP Driharto, SIK. tersebut.
Setelah MOL disiapkan, sampah dapur rumah tangga dimasukan kedalam wadah atau drum bekas yang memiliki lobang dibagian atas dan bawahnya. “Kita tinggal masukan semua sampah tadi, kecuali sampah plastik. Bagian atas tumpukan sampah ditaburi serbuk kayu bekas gergaji untuk menghilangkan bau, kemudian siram dengan cairan MOL tadi, lalu tutup wadahnya,” terang Ratna Driharto dihadapan ibu-ibu Bhayangkari Polres Sijunjung, saat menggelar demonstrasi cara pengolahan sampah menjadi pupuk kompos.
Setelah dibiarkan selama satu minggu, sampah diaduk dan disiram kembali dengan cairan MOL. “Sampah tadi akan berubah jadi warna hitam dan kering serta tidak mengeluarkan bau. Jika sudah, berarti pupuk kompos siap untuk digunakan. Kalau digunakan untuk bunga juga bagus, daun dan bunganya akan lebat. Begitu juga dengan tanaman buah-buahan lainnya. Jadi kita tidak perlu lagi pakai pupuk kandang untuk menyuburkan tanah, dengan ini sudah mengembalikan humus dan kesuburan tanah,” ujar Ketua Cabang Bhayangkari Polres Sijunjung itu.
Kegiatan ini juga merupakan program dari istri Kapolda Sumbar (Ketua Bhayangkari Daerah Sumbar), Ny. Yesika Toni, dimana dari diri sendiri bisa untuk berhemat sambil menghijaukan lingkungan.
Keinginan untuk berbagi ilmu dan pengalaman Ny.Ratna Driharto patut diapresiasi. Bahkan ia pun berkeinginan untuk bisa berbagi ilmu langsung kepada masyarakat di Kabupaten Sijunjung, dan akan mempraktekan melalui ranting Bhayangkari di setiap Polsek yang ada.
“Saya berharap masyarakat disini juga bisa menerapkan. Selain untuk mengatasi persoalan sampah, jika ini diseriuskan bisa membantu perekonomian juga, karena pupuk bisa dijual. Caranya juga sangat mudah dan bahan pun sederhana,” pungkasnya. (the)