Jakarta, (Radarnews.id) -Dalam konferensi pers siang tadi, Menkes mengatakan bahwa sampai saat ini belum ada kasus terkonfirmasi positif *COVID19* di Indonesia, termasuk 188 WNI anak buah kapal World Dream yang telah dievakuasi pada 26 Februari yang lalu.
“Kami melakukan pemeriksaan genum (skuensing) dan PCR, jadi sudah paling detail dan teliti,” – Menkes Terawan
Saat ini, pemerintah tengah melakukan penjemputan terhadap 69 WNI ABK Diamond Princess di Haneda, Jepang. 69 ABK tersebut terdiri dari 2 wanita dan 67 pria. Semunya telah diperiksa kesehatannya dan dinyatakan sehat oleh otoritas kesehatan Jepang.
Jumlah seluruh WNI yang menjadi ABK Diamond Princess adalah 78 orang. Semula ada 9 orang yg dinyatakan positif *COVID19,* 2 orang dinyatakan sembuh, sehingga bisa ikut pulang ke Indonesia. Sedangkan 7 ABK yang terkonfirmasi positif *COVID19* dan 2 orang menjadi ABK kunci Diamond Princess tidak ikut kembali ke Indonesia.
Proses penjemputan menggunakan pesawat Garuda Airbus A330, karena telah memiliki registrasi penerbangan menuju Haneda.
Di rencanakan pesawat tersebut berangkat dari Jepang pukul 18.00 waktu setempat, dan sampai di Indonesia pukul 23.30 WIB.
Setibanya di Indonesia, selanjutnya seluruh WNI dibawa ke pelabuhan PLTU Indramayu menggunakan 5 bus dari RSPAD Gatot Soebroto berkapasitas 25 orang.
Setelah turun dari bus akan dilakukan disinfeksi, kemudian masuk ke KRI Soeharso dan dilakukan pemeriksaan kesehatan serta pengambilan spesimen
Proses tersebut dilakukan oleh KKP Tanjung Priok dan dari Balitbangkes.
Setelah seluruh pemeriksaan dan spesimennya diambil, mereka selanjutnya berlayar menuju Pulau Sebaru Kecil.
Di jadwalkan sebelum pukul 03.00 WIB kapal sudah berangkat menuju lokasi observasi.
Proses pemeriksaan spesimen dilakukan di Balitbangkes dengan menggunakan 2 metode yakni genum skuensing dan PCR.
Keduanya dilakukan dalam rangka cross check.
Lamanya waktu menuju Pulau Sebaru Kecil adalah 5 jam, nantinya pukul 08.00 WIB di rencanakan sudah sampai disana.
Kendati satu pulau dengan ABK World Dream, namun mereka akan diobservasi dilokasi yang berbeda.
Proses observasi di Pulau Sebaru akan dilaksanakan selama 14 hari, semula direncanakan 28 hari, namun seluruh ABK baik World Dream maupun Diamond Princess telah melaksanakan masa observasi selama 14 hari di kapal masing-masing.
Mereka akan terus dipantau mengenai keluhan subyektif baik secara fisik maupun psikologi. Kemudian melakukan pemeriksaan fisik seperti panas badan,
Tim kesehatan yang diturunkan lengkap ada spesialis paru, spesialis penyakit dalam, spesialis jantung, spesialis anestesi, psikologi, tim kesehatan lingkungan, tim gizi, dan surveilans.
Tentunya berikut perangkat dan perawatnya.
Adapun tim kesehatan yang disiagakan untuk melayani masa observasi ada 2 kelompok.
Tim kesehatan yang disiagakan untuk Diamond Princess ada 25 yg terdiri dari 5 tim kesehatan yg menjemput ke Jepang dan 20 orang yang telah berangkat ke Pulau Sebaru.
Sementara itu, tim kesehatan untuk kapal World Dream berjumlah 34 orang.
Tim kesehatan yang disiapkan dalam proses observasi merupakan tim gabungan yang terdiri dari Kemenkes, RSPI Sulianti Saroso, RSUP Persahabatan, RSPAD Gatot Soebroto, RS Angkatan Laut, Batalyon Kesehatan Kostrad dan Marinir.
Dalam keterangannya, saat konferensi pers siang tadi, Menkes mengatakan bahwa sampai saat ini belum ada kasus terkonfirmasi positif *COVID19,* termasuk 188 WNI anak buah kapal World Dream yang telah dievakuasi pada 26 Februari yang lalu.(efrizal).