Beranda Daerah Minyak Goreng, Mulai Langkah Kembali

Minyak Goreng, Mulai Langkah Kembali

60
BERBAGI

Mesuji ,(radarnews.id)- Minyak goreng bersubsidi dengan merek Minyakita yang diinisiasi Kementerian Perdagangan langka di sejumlah pasar tradisional yang ada di Kabupaten Mesuji , Jumat (10/02/2023). Akibatnya harga menjulang sehingga membuat warga, pedagang gorengan serta rumah makan menjerit.

Pedagang di pasar tradisional di Kabupaten Mesuji mengaku sudah lebih 3 bulan terakhir ini tidak menjual Minyakita lantaran tidak mendapatkan pasokan dari distributor. Dia sudah mengajukan pemesanan, tetapi distributor belum mengirimkan. Saat ini dia hanya bisa menjual minyak curah dan minyak kemasan dengan merek lain.

“Saya sudah nggak jual Minyakita, karena kalau pesan barang, semua agen dan distributor bilangnya nggak ada, Minyakkita. Dari distributornya juga kosong, ke mana itu, saya juga bingung,” ujar salah satu agen yang minta namanya jangan di tuliskan.

Sebelum menghilang di pasaran, pernah mendapatkan pasokan Minyakita 10 karton per pekan dan biasanya habis dalam 4-5 hari karena Minyakita diminati masyarakat.

“1 karton isinya 12 pcs, paling saya dapatnya 10 karton, itupun barangnya susah. Di pasar ini Minyakita laku keras, karena barangnya nggak ada, orang beralih ke minyak lain. Tukang gorengan, tukang nasipecel lele dia membeli Minyakita karena harga terjangkau,” katanya lagi.

Selain Minyakita, stok minyak goreng curah saat ini juga sudah tidak aman. Harga minyak goreng curah pun kini naik dari sebelumnya Rp 11.700 menjadi Rp 14.000 per kilogram lebih harganya.

Sementara salah satu warga, terpaksa membeli minyak kemasan dengan merek lain yang harganya lebih mahal. “Minyakita nggak ada, kan ini minyak juga mulai naik, tapi saya tetap beli minyak kemasan. Harapannya harga minyak turun, harga sembako turun, itu harapannya kita sebagai ibu rumah tangga,” imbuh Susi kepada media ini.

Hal yang sama dikeluhkan pedagang gorengan di Daerah tugu macan, Kabupaten Mesuji. Dia terpaksa membeli minyak curah yang harganya Rp 15.000 per kilogram. Namun agar biaya produksi tidak naik, Marni harus mengurangi pembelian minyak goreng curah.

“Pakai minyak curah, Minyakita sudah hilang di pasaran, harga minyak curah Rp 15.000, lebih mahal, sehari kadang butuh 7 kg, kadang 10 kg, sekarang 10 liter, bukan kilo, tapi liter, jadi dikurangi. Harga gorengan masih sama Rp 5.000 per empat buah. Harapannya minyak goreng jangan naik lagi,” singkatnya.

Pedagang berharap kepada Pemerintah Kabupaten Mesuji melalui Dinas terkait agar segera megambil tindakan sehingga pasokan minyak goreng subsidi di pasaran kembali tersedia dengan harga terjangkau seperti biasa lagi.

(hdz)