SIJUNJUNG, (RadarNews) -Peningkatan Open Defecation Free (ODF) di Kabupaten Sijunjung semenjak beberapa tahun terakhir mengalami progres yang signifikan. Program sanitasi dan akses jamban sehat yang bertujuan untuk merubah kebiasaan masyarakat agar tidak melakukan buang air besar sembarangan (BABS) dinilai sukses, dan hingga awal tahun 2020 mencapai angka 100 persen untuk akses jamban.
Dengan adanya peningkatan tersebut, pemerintah Kabupaten Sijunjung menggelar rapat pleno ODF, serta mempersentasikan kilas balik terkait sejarah dan upaya yang telah dilakukan untuk pencapaian ODF di Kabupaten Sijunjung, pada Rabu (5/2) bertempat di Balairung Lansek Manih, Kantor Bupati Sijunjung.
Disisi lain, angka persentase ODF memiliki hubungan yanh erat dengen penekanan angka stunting di Kabupaten Sijunjung. Yang mana disaat meningkatnya angka ODF juga menekan jumlah anak yang terindikasi stunting akibat pola dan gaya hidup yang tidak sehat dan bersih.
“Dulu buang air sembarangan msih banyak terjadi ditengah masyarakat, karena itu merupakan perilaku dan kebiasaan. Hal itu juga disebabkan oleh bnyaknya sungai, sehingga untuk akses jamban masyarakat masih kesana. Jadi kita disini untuk mengubah maindset masyarakat itu. Membangun akses jamban dan sanitasi yang layak dan sehat. Alhamdulillah hingga saat ini akses jamban sudah 100%,” tutur Bupati, Yuswir Arifin.
Persoalan sanitasi dan akses jamban sehat bukanlah semata terjadi di Kabupaten Sijunjung saja. Bahkan, Provinsi Sumbar masih berada di posisi tiga terbawah jika menyangkut persoalan tersebut. Banyak pihak dan lintas OPD atas tercapainya ODF di Sijunjung. Mulai dari Bapppeda, Dinas Kesehatan, PDAM dan lainnya yang memiliki peran masing-masing, untuk membentuk Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).
Kepala BAPPEDA Kabupaten Sijunjung, Benny Dwifa Yuswir mengatakan. “Perancangan yang matang dalam mewujudkan ODF ini kita susun, karena ini merupakan rumusan dari RPJMD Kabupaten Sijunjung, dan pencapain itu harus dikejar,” jelas Benny.
Dikatakan, ODF memiliki kaitan erat dengan berbagai sektor yang ada. “ODF berkaitan dengan banyak sektor, baik dari kesehatan, pendidikan, ekonomi dan lainnya. Maka dari itu hal tersebut harus dikejar untuk mendorong pembangunan lainnya,” katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sijunjung, drg. Ezwandra mengatakan. ODF memiliki sejarah panjang dan keterlibatan banyak pihak hingga tercapainya saat ini. “Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan ODF di nagari dan kecamatan melalui MOU nagari yang menyatakan sikap untuk ODF secara menyeluruh. Nagari Lalan, kecamatan Lubuk Tarok sebagai yang pertama menggelar arisan jamban di Kabupaten Sijunjung, yaitu sebanyak 360 jamban dari tahun 2016-2017. Kemudian berkembang hingga ke nagari dan kecamatan lainnya,” tutur Ezwandra.
Menurutnya, merubah pola dan gaya hidup masyarakat tidaklah sulit jika seluruh pihak bekerjasama untuk itu. Selain itu untuk mensukseskan program ODF juga bekerjasama dengan SNV yang merupakan organisasi dari Belanda yang juga bergerak di bidang tersebut.
Semenjak tahun 2017 persentase ODF di Kabupaten Sijunjung mencapai 72%, kemudian tahun 2018 sebesar 71% dan 2019 naik menjadi 86%. “Upaya peningkatan angka tersebut terus dilakukan melalui sejumlah program, yang mana demi mewujudkan Sijunjung terbebas dari buang air besar sembarangan. Pada 2020 awal, ODF Sijunjung sudah mencapai 100% untuk akses jamban,” paparnya. (the)