Oku.Baturaja, (RadarNews) -Amel wartawati Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) dengan mengemban jabatan sebagai Koordinator (Kab Oku) SUM-SEL di. Media online radarnews.id.
Menggores kan cerita hati lewat tulisan .
Dalam kehidupan terkadang pencari berita tak mampu berbuat dan berkata, tekadang rasa takut menghantui. Padahal, wartawati adalah orang bebas, wartawati bebas menulis apa yang Ia lihat dan Ia dengar berdasarkan fakta dan hati nurani, sesuai dan menjunjung tinggi Kode etik dan UU Pers.
Dikutip dari salah satu berita di dunia sosmed, ” Wartawan tidak memiliki kategori status sosial yang pasti, pagi Ia bisa ngobrol dengan abang becak, Siang Ia bisa makan bersama para pejabat, sore Ia bisa bincang-bincang dengan pemuka agama dan malam Ia juga “bisa” berada di cafe, diskotik, dan Bar.”
Setiap hari Ia menyapa publik dengan informasi, tak peduli Informasi yang disajikan itu diapresiasi atau dicaci. Untuk memenuhi kewajibannya terhadap publik, wartawati memberikan informasi berdasarkan kebenaran yang diyakininya benar dan wajib chek and richek, terkadang risiko nyawa tanpa Ia sadari mengancam dirinya dan keluarganya.
Sungguh profesi yang amat agung, dimana seorang wartawati berperan besar dalam seluruh aspek kehidupan, mencatat sejarah, kemerdekaan Indonesia dikumandangkan keseantero dunia melalui media oleh seorang wartawan.
Mengingat dan mengkaji begitu penting peran wartawan dalam sendi – sendi kehidupan berbangsa dan bernegara, namun mengapa kini wartawan dibungkam dengan pasal 310, 311, UU ITE, dan upaya paksa mempidanakan wartawan dengan cara – cara yang sangat bertentangan dengan UU Pers dan KIP bahkan HAM.
Wartawan tak perlu dibungkam, wartawan tak perlu dipidana, wartawan itu hanya butuh dibina dan diawasi dengan profesional dan menjadikan UU Pers sebagai satu – satunya alat mengontrol, mengawasi kebebasan Pers di negeri ini.
Wartawan bukan untuk ditakuti, wartawan bukan untuk dibasmi, wartawan penentu masa depan sebuah Bangsa dan Kemajuan sebuah Negara serta Pertahanan Negara.
Wahai para pejabat, jangan engkau takut kepada wartawan, jangan engkau takut pada kami yang mengemban tugas “kontrol sosial” Bangsa bahkan Dunia. Dunia pemerintahan tak akan maju, serta informasi baik cetak mau pun online dan Radio tak tersebar di seluruh pelosok negeri, bila tak adanya seorang jurnalis. Namun terkadang sosok wartawati selalu di kucilkan dan di senyum sinis di dalam kehidupan, padahal kami bekerja sesuai fakta namun realitanya, wartawati selalu di olok dengan perbedaan status sosial,mengapa kaum hawa selalu teraniaya.
Cerita : (Amel).