Beranda Daerah Hampir Tiga Bulan Radio Suara Mesuji, Berhenti Mengudara

Hampir Tiga Bulan Radio Suara Mesuji, Berhenti Mengudara

127
BERBAGI

RADARNEWS.ID// Mesuji – Sebagaimana diketahui bahwa, Radio Suara Mesuji 97 Fm telah mengudara sebagai sala satu siaran radio yang ada di Kabupaten Bumi Ragab Begawe Caram ini semenjak Tahun 2017. Yang lalu dan kemudian seiring waktu dapat dinikmati oleh penggemarnya di 7 Kecamatan yang ada lewat live streaming Radio Pemda Mesuji.

Ya, karena hampir seluruh Pemerintah Daerah baik Provinsi, Kabupaten maupun Kota, sudah memiliki stasiun radio masing-masing. Tetapi terkesan hanya siaran saja, tanpa ada kebijakan atupun terobosan-terobosan pengembangan yang berarti, dari segi membangkitkan animo masyarakat untuk mendegarkan radio.

Padahal informasi dari radio bagi masyarakat di daerah, khususnya Mesuji sangatlah penting sekali. Tetapi, masyarakat tidak dipaksa untuk mendengarkan informasi penting itu sendiri, melalui siaran radio milik Pemerintah Daerah.

Kekecewaan ini tentunya bukankah tanpa alasan, betapa tidak radio yang awalnya daya jangkaunya yang terbatas dan tanpa mengantongi izin ini dapat mengudara dengan tertatuh – tatih. Sebagai salah satu alternatif hiburan dan sarana penyebarluasan informasi, serta pemberitaan kepada lapisan masyarakat yang ada di pinggiran pelosok Kabupaten Bumi Ragab Begawe Caram itu. Dan kini ketika sayap siarnya semakin lebar dan berizin resmi harus “off”, karena tiang towernya beberapa bulan yang lalu roboh akibat angin kencang.

Setelah hampir tiga bulan Radio Pemerintah Daerah Kabupaten Mesuji tidak mengudara, masyarakat Bumi Ragab Begawe Caram itu pun, kini mempertanyakan dan meminta Pemerintah Kabupaten Mesuji untuk mengaktifkan kembali Radio Suara Mesuji tersebut.

Salah seorang tokoh masyarakat Mesuji, meminta kepada dinas terkait untuk mengaktifkan kembali Radio kebanggaan masyarakat Mesuji yang menjadi sarana informasi bagi masyarakat yang ada di pedesaan.

“Kami yang berada di pedesaan ini tidak mungkin tiap hari membaca koran atau media online. Apalagi bagi masyarakat yang hidup dari buru tani seperti kami ini. Dulu, dengan adanya radio tersebut masyarakat terhibur. Ditambah lagi dengan berita-berita daerah yang setiap hari disiarkan,” tutupnya.

(hdz).