Kota Blitar-(RadarNews) 20/02/2020 DPRD Kota Blitar meminta pada Pemkot Blitar tidak mengizinkan pertandingan sepak bola yang berpotensi menimbulkan keributan.
Dalam rapat kerja gabungan antara DPRD Kota Blitar & Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Wakil Ketua DPRD Kota Blitar, Agus Zunaidi mengungkapkan terkait evaluasi dampak insiden pertandingan semifinal Persebaya melawan Arema pada Selasa 18 Februari 2020 kemarin.
Nantinya, rekomendasi ini akan dibuat komisi gabungan DPRD Kota Blitar. Menurutnya, dalam pertandingan ini Kota Blitar belum melakukan persiapan matang seperti koordinasi antara OPD terkait, termasuk perizinan pertandingan.
Agus mengatakan sebenarnya Pemkot Blitar berhak menolak jika tidak siap sehingga kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi Pemkot Blitar ke depannya jika ditunjuk lagi oleh Pemerintah Provinsi Jatim.
Agus menegaskan rekomendasi ini tidak hanya untuk menanggapi pertandingan Arema & Persebaya saja, melainkan untuk semua kesebelasan yang berpotensi membuat resah warga Blitar, mengingat pemeliharaan Stadion Supriyadi menggunakan APBD Kota Blitar.
Sementara itu, Kepala Bakesbangpol & Penanggulangan Bencana Daerah PBD) Kota Blitar, Hakim Sisworo mengatakan kerugian akibat kericuhan antar suporter di Kota Blitar pada Selasa lalu mencapai Rp 254 juta.
Hakim menjelaskan ada 11 warung yang tidak dibayar, 13 unit sepeda motor rusak, 2 unit mobil rusak & 6,14 hektar sawah rusak akibat kericuhan suporter Bonek & Aremania ini. Selain itu, ada 6 orang terluka & harus dirawat di rumah sakit.
Kata Hakim, data kerugian sudah dikirim ke Pemprov Jatim, sehingga pihaknya tinggal menunggu assesment dari Provinsi ke Kota Blitar.
Ia menambahkan pendataan ini sudah melalui koordinasi Kelurahan & Polres Blitar Kota. Nantinya, semua kerugian ini akan ditanggung Pemerintah Provinsi Jatim .(lucky).
