Jakarta, (Radar News) -Bertempat di Mako Ditpolair Korpolairud Tanjung Priok Jakarta, sekitar 500 personel Ditpolair Korpolairud terdiri dari para Kabag dan Kasubdit Jajaran Ditpolair Korpolairud, para Analis Kebijakan, para Pamen, Pama, Brigadir dan Tamtama serta Aparatur Sipil Negara (ASN) hadir dalam Upacara Hari Kesadaran Nasional.Jakarta, (17 Januari 2020).
Kegiatan upacara bulanan ini digelar sekaligus bertujuan untuk mengecek kesiapan personel Polair dalam rangka siaga tanggap darurat bencana serta kesiapan personel dalam pengamanan menjelang tahapan Pemilu Kepala Daerah serentak.
Bertindak sebagai Inspektur Upacara (Irup) dalam upacara kali ini adalah Dirpolair Korpolairud Baharkam Polri Brigjen Pol. Makhruzi Rahman, S.IK., M.H. Membacakan amanat dari Koordinator Staf Ahli Kapolri, Dirpolair Korpolairud menekankan pentingnya kesiapsiagaan Personel Polairud dalam menghadapi kondisi cuaca ektrim yang berpotensi menimbulkan bencana alam di berbagai daerah dalam beberapa bulan ini.
Di samping itu, pentingnya kesiapan anggota Polair sebagai salah satu unsur kekuatan Polri dalam pengamanan menjelang pelaksanaan Pemilu Kepala Daerah serentak baik pemilihan Gubernur, Walikota dan Bupati di beberapa daerah.
Dirpolair juga menekankan pentingnya kebijakan Kapolri Jendral Idham Azis dalam 7 Program Prioritasnya yang harus mampu dijabarkan dalam tugas – tugas operasional Kepolisian Perairan. Pentingnya penguatan Sinergitas TNI – Polri yang harus benar – benar mengkristal dari Pimpinan tertinggi sampai kepada seluruh anggota di lapangan.
“Maka menghadapi situasi kontijensi kapan pun kita diperintahkan, kita harus siap. Khususnya menghadapi situasi tanggap bencana alam akhir – akhir ini, maka siapa berbuat apa, berkoordinasi dengan siapa dan bertanggung jawab kepada siapa itu yang sangat penting untuk dilakukan,” tegas Brigjen Makhruzi.
Lebih lanjut Dirpolair menjelaskan bahwa merefleksi apa yang terjadi di masyarakat selama tahapan Pemilu baik Pileg maupun Pilpres tahun 2019 yang lalu yaitu dengan adanya gejolak di masyarakat dari kelompok – kelompok tertentu dari peserta Pemilu, itu harus diantisipasi dan disikapi dengan bijak oleh Polri.
“Maka sebagai anggota Polri sudah seharusnya kita tidak melakukan langkah – langkah atau tindakan yang kontra produktif. Ada proses yang harus diikuti dan dilaksanakan oleh anggota di lapangan jika menemukan hal tersebut,” tegasnya.
“Pengalaman Pemilu tahun lalu, dengan munculnya berbagai kerawanan dan isu perpecahan di masyarakat, berita bohong/hoax, fitnah dan berbagai macam ujaran kebencian itu sangat berpotensi memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa. Saya mengingatkan kepada semua kita di sini, akan pentingnya anggota sekalian untuk berhati hati dan bijak dalam menggunakan media sosial, selalu memantau perkembangan situasi dan sebagai anggota Polri harus tetap bersikap netral,” ucap Dirpolair.
Mengakhiri amanatnya, Dirpolair mengajak kepada seluruh peserta Upacara untuk berbuat yang terbaik bagi kesatuan, bangsa dan negara. Perilaku kita semua adalah merupakan cerminan dari institusi Polri.
“Maka saya tekankan agar seluruh angggota melaksanakan tugas sebaik baiknya, jauhi dan hindari pelanggaran atau tindakan yang kontra produktif serta berharap agar segala aktifitas yang kita kerjakan adalah bernilai ibadah. Kita berdoa agar bangsa ini dijauhkan dari segala macam bencana, dan seluruh rangkaian proses Demokrasi bangsa ini dapat berjalan dengan lancar, aman dan damai,” tutupnya.(efrizal)